Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Udik-Udik

Jumat, 03 September 2021 – 17:53 WIB
Udik-Udik - JPNN.COM
Warga saat mengambil kaus dari Presiden Jokowi yang jatuh ke irigasi di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021). (ANTARA/Ho-Riri)

Raja-raja Jawa juga melakukan tradisi udik-udikan. Dari atas kereta kencana raja melempar pemberian dalam bentuk aneka ragam, mulai dari uang kertas sampai kain atau pakaian. Para kawula berebut bukan sekadar untuk mendapat pemberian raja, tapi ‘’ngalap berkah’’ dari sang raja.

Dalam konsep kekuasaan Jawa raja adalah titisan para dewa. Wakil Tuhan di bumi. Benda-benda yang didapat dari sang raja diyakini punya khasiat magis yang bisa membawa efek positif bagi yang menerima. Barang-barang itu juga diyakini bisa menyembuhkan penyakit dan disimpan sebagai jimat.

Ritual udik-udikan dilakukan untuk menunjukkan kebesaran dan kedermawanan raja kepada rakyat. Melalui udik-udikan, raja memamerkan sikap benevolent, baik hati dan pengasih.

Rakyat menerima pemberian itu dengan gembira dan penuh syukur karena merasa mendapat berkah dari raja sebagai penguasa dan wakil Tuhan di bumi.

Di masa kolonial Belanda tradisi udik-udikan diadopsi oleh para penjajah. Mereka bagi-bagi uang receh untuk menunjukkan superioritas orang kulit putih atas inlander jajahannya. Dari atas kereta kuda penguasa Belanda menyebarkan uang atau barang. Rakyat berebutan dan penjajah tersenyum senang.

Raja tradisional memperoleh legitimasi kekuasaan dari wahyu kedaton. Para penjajah mendapatkan legitimasi kekuasaannya dari kekuatan senjata melalui ekspansi kolonialisme dan imperialisme.

Di tangan para penjajah, ritual udik-udikan yang transenden dan sarat dengan nilai-nilai ketuhanan, berubah menjadi simbol dominasi dan sekaligus hegemoni penjajah terhadap jajahannya.

Sebagai manusia Jawa, Jokowi tahu persis tradisi udik-udikan itu. Semasa tinggal di Surakarta ia menyaksikan tradisi kirab. Mungkin dia dan teman-temannya juga ikut berebut tumpeng atau malah pernah menyimpan teletong Kiai Slamet, kerbau piaraan keraton yang dianggap keramat.

Raja Jokowi bermuhibah sambil melakukan udik-udik. Rakyat rela berebut sampai masuk ke selokan, berebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close