Ujian Nasional Dibatalkan, Fahira Idris: Keputusan Tepat
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Fahira Idris menilai keputusan Pemerintah yang membatalkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA atau setingkat Madrasah Aliyah (MA), SMP atau setingkat Madrasah Tsnawiyah (MTs), dan Sekolah Dasar (SD) atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah keputusan yang tepat.
Menurut Fahira, saat ini semua kebijakan dan keputusan negara harus berlandasakan kepada keselamatan masyarakat dan harus mempunyai dimensi untuk mencegah penyebaran Covid-19 atau virus corona.
Lebih lanjut, Anggota DPD dari Provinsi DKI Jakarta itu menegaskan keputusan pembatalan UN adalah keputusan yang tepat. Gelaran UN ini, lanjut Fahira, membutuhkan fokus dan energi karena diikuti sekitar 8,3 juta siswa dari 106 ribu satuan pendidikan di seluruh Tanah Air.
Sementara saat ini, fokus dan energi bangsa tengah dioptimalkan untuk mencegah dan menghentikan penyebaran Covid-19.
“Pembatalan UN ini harus ditempuh demi kesalamatan seluruh siswa dan langkah strategis dalam upaya kita menghentikan laju penularan Covid-19. Saat ini kita harus benar-benar pusatkan fokus dan energi menghentikan Covid-19,” tukas Fahira Idris, di Jakarta (24/3).
Menurut Fahira, pembatalan UN juga tidak akan berdampak signifikan terhadap dunia pendidikan menginggat saat ini, UN sudah tidak lagi menjadi parameter utama untuk menilai kemampuan akademis para siswa dan hanya menjadi alat untuk memetakan kemampuan akademik para siswa.
Selain itu, UN juga tidak lagi menjadi penentu bagi siswa untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pembatalan UN di tengah meluasnya penyebaran Covid-19 keputusan yang tepat.
Fahira Idris mengungkapkan, saat ini yang perlu segera dipersiapkan oleh sekolah di seluruh tanah air adalah mulai memilih opsi pengganti UN yang telah ditetapkan pemerintah. Sebagai informasi opsi yang bisa dipilih sekolah sebagai pengganti UN yaitu ujian kelulusan sekolah secara mandiri tanpa harus ada tatap muka dan tanpa mengumpulkan para siswa di ruang kelas (secara daring atau online) atau lewat nilai rapor atau nilai kumulatif siswa selama belajar di sekolah.