Ulama Kondang Meninggal saat Pimpin Salat Jenazah
jpnn.com - TANGSEL - Indonesia kehilangan salah seorang ulama besarnya, Selasa (8/12). KH Toto Asmara, meninggal dunia sekitar pukul 13.40 di Palembang, saat sedang memimpin salat jenazah.
"Innalillahi wa innaa ilaihi roojiuun, telah meninggal dunia jam 13.40 WIB di Palembang saat memimpin shalat jenazah, sahabat kita, Ustadz Drs. H. Toto Tasmara," demikian bunyi pesan singkat dari salah seorang anggota Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Anshori Abdul Jabbar, seperti dikutip dari situs ICMI, Rabu (9/12).
Anshori meneruskan pesan dari Tati, istri almarhum.
Rencananya, jenazah akan diberangkatkan dari Palembang ke kediaman almarhum di Jalan Flamboyan Asri, Rempoa, Tangerang Selatan, Rabu (9/12) pagi ini.
ICMI melansir, Toto Tasmara merupakan ulama yang dilahirkan di Banjar Ciamis Jawa Barat, Pada 10 November 1948 dalam lingkungan keluarga yang sufistik sehingga memberikan pengaruh kejiwaan padanya. Hal ini membuat kumpulan tulisan maupun puisinya syarat dengan nuansa sufistik tersebut.
Kehidupannya diabadikan untuk gerakan dakwah yang olehnya disingkat geradah. Pada tahun 1976, ia mendirikan BKPMI (Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia) yang malah mengantarkannya masuk penjara karena dakwahnya yang "menyengat" dan "mengusik" stabilitas penguasa pada waktu itu.
Baginya, penjara adalah 'pesantren' tempat menyendiri, melakukan perenungan dan melahap ratusan buku dengan tenang.
Pada tahun 1978, ia mendirikan Badan Koordinasi Mubalig se-Indonesia (Bakomubin), sebuah lembaga yang berkiprah untuk meningkatkan kualitas dan pencerahan para mubalig. Di samping sebagai mujahid dakwah, ia juga mantan eksekutif yang piawai. Ia pernah menduduki jabatan eksekutif di perusahaan multinasional, seperti: PT Richardson Merrel, PT Singer, Nixdorf, dan lainnya.