Ular Piton Berkeliaran di Kampung-kampung, Ngeri!
jpnn.com, MUNA - Kejadian ular piton raksasa memangsa Wa Tiba (54) warga Desa Lawele Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra), menghebohkan publik beberapa hari lalu.
Usai kejadian itu, kemunculan ular piton di pemukiman warga terus berlanjut hingga sepekan kemudian. Di antaranya di Desa Langkumapo, Kecamatan Napabalano pada 16 Juni, Desa Mantobua pada 17 Juni.
Sehari berikutnya, ular piton kembali ditemukan warga di tiga lokasi berbeda yakni Kelurahan Jompi di Katobu, Desa Masalili di Lohia dan Desa Bumbu di Pasir Putih. Selanjutnya pada 20 Juni warga Desa Liwumetingki, Kecamatan Pasir Putih kembali menangkap ular piton.
Rentetan peristiwa kemunculan piton tersebut menjadi topik terhangat. Teror ular ini benar-benar bikin geger. Tak hanya untuk masyarakat Muna dan Sultra pada umumnya, tapi juga nasional. Peristiwa itu, bahkan dikaitkan dengan berbagai mitos. Tidak sedikit pula yang berspekulasi tentang peringatan alam sebagai penyebabnya.
Kendari Pos (Jawa Pos Group) mencoba merangkum kejadian luar biasa tersebut. Peristiwa ular menelan manusia merupakan yang pertama kali terjadi di Bumi Sowite ini. Dari tujuh peristiwa (yang terkonfirmasi kebenarannya), kemunculan ular piton selalu terjadi di malam hari.
Hewan reptil itu keluar dari persembunyiannya di tengah hutan belantara kemudian menyasar pemukiman warga.
Semua informasi tentang kemunculan ular piton di beberapa lokasi di Muna sehingga bikin geger dibenarkan Awal, pawang ular sekaligus pegawai di unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Muna.
Menurutnya, ular sebenarnya termasuk hewan yang jarang bersentuhan dengan manusia. Hewan ini biasanya menghindar jika mencium aroma manusia. Mangsa yang paling dicarinya adalah babi hutan.