Umar-Fauzi Ingin Pecahkan Rekor Jokowi
Selain itu, lanjutnya, meskipun pemerintah meliburkan hari pencoblosan suara, kebijakan itu tetap tidak signifikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menyalurkan hak suaranya.
Sebaliknya, masyarakat lebih memilih dengan menghabiskan hari libur tersebut bersama keluarganya. Terlebih, masyarakat pemilih bosan bila calon yang disuguhkan merupakan wajah lama.
“Cukup sulit untuk mencapai target partisiasi pemilih yang telah ditetapkan. Kemungkinan juga ada kendala kartu undangan memilih tidak sampai ke pemilih juga menjadi faktor warga tidak memilih ke TPS,” terangnya.
Dia menyebut, angka partisipasi pemilih di Pilkada Pringsewu, Mesuji, Tuba, dan Tuba Barat dikisaran angka 70 hingga 80 persen. Sementara, di Pilkad Tubaba, kemungkinanan justru angka partisipasi tidak lebih dari 70 persen.
“Pringsewu angka partisipasinya akan tinggi, tapi tingginya dibawah 80 persen. Lampung Barat di kisaran 70 dan 80 bisa memungkinkan. Begitu juga untuk Tuba dan Mesuji juga dikisaran 70 dan 80. Hanya Tubaba ini kisaran 70 persen,” tandasnya.
Senada, Akademisi Universitas Lampung (Unila) Ari Darmastuti menilai target partisipasi pilkada nasional 2017 sulit untuk dicapai. Terlebih, kebanyakan warga tersebut bekerja di luar daerah.
Menurutnya, banyak faktor yang membuiat masyarakat enggan datang ke TPS. Salah satunya, kata dia, warga tidak mendapat kartu panggilan untuk memilih yang secara psikologis mengakibatkan warga juga malas untuk datang memilih.
“Saya kira sulit target tersebut tercapai. Banyak yang bekerja di luar daerah sehingga nggak bisa pulang. Siapa yang mau membiayai perjalanan mudik hanya untuk nyoblos,” tandasnya.