UMKM Perlu Akses Pendanaan dan Teknologi untuk Percepat Transisi Energi di Indonesia
Tujuannya agar negara berkembang bisa mengembangkan teknologi dan implementasinya dengan bantuan dari negara-negara maju yang memiliki dana.
“Saat ini dunia memiliki gap dalam perekonomian antara negara sangat maju dengan negara berkembang," ungkapnya.
Oki menyebutkan di negara sangat maju GDP per kapitanya sudah di atas USD 50 ribu, tetapi ada juga negara-negara berkembang seperti Indonesia yang GDP per kapitanya masih di bawah USD 5 ribu per kapita.
"Jadi, kami mengharapkan Capital Flow ini sebagai bentuk dari amanat CBDR atau Common but Differentiated Responsibilities,” imbuh Oki
Oki menjelaskan dengan melibatkan UMKM dalam transisi energi ini, Indonesia ingin menggabungkan bantuan dari internasional.
Pasalnya, di situ ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan juga keuntungan perusahaan dalam upaya mempercepat transisi energi.
“Harapannya, transisi energi di Indonesia itu dapat menjadi role model bagaimana keterlibatan masyarakat dan juga membuka lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di pelosok dan bagaimana juga transisi energi itu bisa berjalan dengan Nature-Based Solutions,” tandas Oki.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dan menyerap tenaga kerja besar sehingga harus menjadi bagian penting dalam percepatan transisi energi.