Universitas Terbuka Jadi PT dengan Mahasiswa Terbanyak, Lonjakannya Fantastis
Dengan kata lain, berkerja dan kuliah bisa dilakukan secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Hal inilah merupakan salah satu misi awal didirikannya UT.
Saat ini, UT tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang UT PTNBH. Dengan status baru sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH), UT akan memperoleh banyak keuntungan, termasuk dalam bidang akademik dan non-akademik.
Dalam bidang akademik, UT memiliki keleluasaan dalam membuka program studi baru sehingga dapat merespons dengan cepat tuntutan masyarakat akan program studi baru. Selain itu, dalam bidang keuangan, UT memiliki keleluasaan dalam pengelolaan keuangan.
Terkait jumlah mahasiswa, jika dihitung mahasiswa yang aktif, tetapi tidak melakukan registrasi pada semester ini, jumlah mahasiswa UT mencapai lebih dari 700 ribu orang. Karena mengusung prinsip openess, mahasiswa UT bisa berhenti dan melanjutkan kuliah sesuai ketersediaan waktu mereka.
"Tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out (DO). Ini adalah prinsip yang diusung semua perguruan tinggi jarak jauh di seluruh dunia," terangnya.
Rektor Ojat menjelaskan untuk menjaga kualitas, terutama jumlah mahasiswa yang sangat banyak, selain mengundang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Badan Sertifikasi ISO, UT secara berkala mengundang Quality Reviewer dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) untuk mengkaji semua proses bisnis yang dijalankan UT.
UT adalah satu-satunya perguruan tinggi jarak jauh di Asia yang mengundang Quality Reviewer dari ICDE.
"Upaya peningkatan jumlah mahasiswa terus diupayakan. Tahun depan, jumlah mahasiswa ditargetkan menjadi 750 ribu orang," tuturnya.