Unjuk Rasa Meluas, Iran Blokir Instagram dan Telegram
jpnn.com, TEHRAN - Api kemarahan penduduk Iran kian tersulut. Pemerintah yang panik pun buru-buru menutup akses informasi, termasuk media sosial Instagram dan Telegram.
Aksi massa yang bermula di Kota Mashhad pekan lalu terus membesar hingga ke Tehran dan lebih dari 50 kota lainnya. Korban jiwa juga terus berjatuhan.
Kemarin, Senin (1/1) saluran televisi milik pemerintah melaporkan bahwa 10 orang tewas dalam bentrokan Minggu malam (31/12).
Dikabarkan, massa bersenjata berusaha mengambil alih kantor polisi dan pangkalan militer. Namun, petugas keamanan menyerang balik. Bentrokan tak terelakkan.
Tidak dijelaskan secara detail kantor polisi atau pangkalan militer mana yang berusaha direbut massa. Mereka hanya mengunggah video yang memperlihatkan gedung-gedung terbakar serta kru ambulans yang menyelamatkan korban luka.
Kantor berita Reuters tidak bisa memverifikasi kebenaran video tersebut. Di Iran, media dikuasai pemerintah. Media sosial juga dikontrol. Jurnalis asing tidak bisa masuk.
Instagram dan Telegram juga sudah ditutup sementara oleh pemerintah Iran. Padahal, selama aksi massa dan para aktivis mengunggah perkembangan terbaru lewat dua media sosial tersebut.
’’Penutupan sementara aplikasi Telegram dan Instagram dilakukan untuk menjaga ketenangan,’’ tulis kantor berita Irib.