Upgrade Siswa lewat Basket
Selasa, 10 Agustus 2010 – 09:27 WIB
"Kalau itu dapat, saya yakin orang tua dan sekolah akan lebih mendukung karena berhasil meng-upgrade anak. Dengan nilai itu, prestasinya pasti juga bisa meningkat," ungkapnya.Para peserta sangat antusias mengikuti acara tersebut. Beberapa sekolah juga telah menerapkan apa yang dipaparkan Rastafari. "Di sekolah saya, anak-anak berlatih reguler tiga kali seminggu. Kalau mau kejuaraan, baru ditambah. Materinya pun kebanyakan lebih ke fundamental basket," kata Freddy Marcos Gorey asal SMA Methodist 2 Medan, Sumatera Utara.
Pria berusia 42 tahun tersebut menegaskan bahwa latihan fundamental yang dilakukannya bisa membentuk karakter pemain. Meski waktu belajar pasti sedikit berkurang, dia tetap optimis dengan yang dilakukan sekolahnya.
"Bakat anak kan berbeda, kalau tidak bisa belajar akademik yang rajin, dia mungkin fokus basket. Cuma, saya yakin kemampuan akademik anak-anak pasti masih diperhatikan," ujarnya. Hal serupa diungkapkan Hendry Bonardi, pelatih SMA Santu Petrus, Pontianak. Bagi dia, kontinuitas latihan harus dilakukan seiring dengan kontinuitas belajar. "Kalau begitu, pasti seimbang antara prestasi akademik dan pretasi basket," tandasnya. (aam/dra/nur/c7/ang)