Usai Diimunisasi Tubuh Balita Membiru, Innalillahi
Berdasarkan hasil pemeriksaan pihak Puskesmas Jiput, kata Muhamad, Nagita memiliki penyakit dan bukan disebabkan mengkonsumsi vaksin palsu.
“Alasan bidan sih katanya oksigen dari pernapasan anak saya tersendat makanan, dan pihak puskesmas juga menyatakan menggunakan vaksin asli yang sudah teruji dari pemerintah,” ujarnya.
Muhamad menyatakan ikhlas dengan kematian anaknya dan tidak akan membawa persoalan tersebut ke aparat penegak hukum. “Kami tidak akan menuntut apa-apa, hanya minta kesadaran pihak Puskesmas saja, karena harus kasihan pada anak,” katanya.
Kepala Puskesmas Jiput Dr Agus Heriawan membantah tudingan bahwa Nagita meninggal akibat vaksin palsu. Katanya, vaksin yang digunakan Puskesmas merupakan vaksin resmi dari pemerintah.
“Meninggalnya Nagita bukan karena imunisasi dan vaksin palsu, karena vaksin di Puskesmas langsung dari dinkes, yang didistribusikan oleh Kemenkes,” bantahnya.
Agus menjelaskan, kematian Nagita sementara diakibatkan tersendatnya saluran pernapasan, karena pada saat Nagita diberikan proses imunisasi lancar tidak ada masalah, dan tidak ada gejala lainnya. Kalau pun ada gejala panas, itu sudah biasa.
“Setelah divisum luar, kesimpulan sementara kematian Nagita di akibatkan tersendat saluran napas yang tertutup oleh lidah,” katanya.
Dikatakannya, vaksin sendiri memang memiliki kadaluarsa, akan tetapi vaksin yang digunakan Puskesmas saat ini belum kadaluarsa bahkan masa pakainya masih cukup lama. “Memang vaksin ada kadaluarsanya, namun vaksin yang kami gunakan masih jauh dengan masa habis tahun 2017,” ujarnya.