Usai Diimunisasi Tubuh Balita Membiru, Innalillahi
PANDEGLANG - Balita umur tujuh bulan, Nagita Senia, menghembuskan napas terakhir setelah disuntik imunisasi di Posyandu Puskesmas Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (14/7).
Balita pasangan Muminah (20) dan Muhamad Jaelani (23) warga Kampung Sawah Bera, RT/RW 10/05, Desa Citaman, Kecamatan Jiput ini meninggal dengan kondisi tubuh membiru pada bagian bibir dan kuku. Keluarga korban khawatir, vaksin yang digunakan adalah palsu.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Banten Raya, pada Kamis (14/7) pukul 09.00 WIB, Nagita dibawa ibunya ke posyandu untuk menjalani imunisasi. Sebelum diimunisasi, Nagita dalam keadaan sehat. Namun setelah dua jam sejak disuntik vaksin oleh petugsa medis, Nagita panas tinggi.
Karena khawatir, orang tua Nagita memberikan obat penurun panas jenis parasetamol dengan harapan bisa menurunkan panas. Usai minum obat Nagita tertidur dengan pulas. Pada pukul 14.30 orang tua Nagita memeriksa kondisi Nagita dan kondisi Nagita justru lemas dan diketahui sudah meninggal.
Muhamad Jaelani (23), orangtua Nagita mengatakan, setelah disuntik, anaknya masih sehat-sehat saja. Akan tetapi, beberapa jam setelah divaksin tubuh anaknya panas tinggi.
“Saya kaget karena setelah divaksin tubuh anak saya panas tinggi. Karena khawatir, istri saya meminumkan parasetamol dan setelah itu Nagita terlelap tidur. Kami menyangka panasnya turun. Akan tetapi saat dicek kondisi Nagita sudah lemas dengan bibir dan kuku membiru,” katanya kepada Banten Raya (Jawa Pos Group), ditemui dikediamannya, Jumat (15/7).
Muhamad dan keluarganya langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak Puskesmas Jiput untuk mengecek kondisi Nagita secara langsung apa penyebab tubuh anak tersebut membiru dan meninggal.
“Sekarang kan lagi ramai vaksin palsu. Makanya saya takut vaksin yang dipakai jadi penyebab kematian anak saya. Orang Puskemas bilang bukan karena vaksin,” ungkapnya, dengan kesedihan yang mendalam.