Setelah Dilantik Heru, Sekda DKI Ditantang Bedah Anggaran DKI Era Anies
jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi Emrus Sihombing menaruh harapan besar kepada kolaborasi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama Sekretaris Daerah (Sekda) DKI terpilih, Joko Agus Setyono, salah satunya dalam hal pengelolaan anggaran daerah sehingga akan terencana dengan lebih baik.
Terpilihnya Joko, kata Emrus, perlu mendapat apresiasi semua pihak lantaran latar belakang Joko sebagai auditor akan membantu pemerintah dalam melakukan evaluasi penggunaan anggaran daerah, baik yang telah berlalu maupun yang sedang berjalan.
Termasuk, mengevaluasi anggaran DKI selama lima tahun dipimpin Anies Baswedan, misalnya dalam hal yang menjadi sorotan publik yakni Formula E dan pembelian lahan di Pulo Gebang, Jakarta Timur.
"Dengan keberadaan beliau dengan latar belakang accounting nya atau finance nya saya kira sangat baik mengaudit dimana kelebihan bung Anies di dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah dan sekaligus juga membongkar kelemahan itu dimana ada penyimpangan penyimpangan, kan gitu harus objektif dan sampaikan ke publik," ujar Emrus kepada wartawan di Jakarta, Jumat (17/2).
"Artinya publik mengharapkan bahwa penggunaan keuangan yang berlalu masa Anies saya kira perlu terbuka, saya kira evaluasi keuangan Pemda DKI ini disampaikan kepada publik secara objektif dan terang benderang dengan kelebihan dan kekurangannya," lanjutnya.
Terkait predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) era Anies Baswedan selama lima kali berturut turut, Emrus mengatakan bahwa ia tidak ingin menduga duga ada ketidak wajaran karena BPK memiliki cara sendiri dalam menetapkan WTP bagi pemerintah daerah.
"Tapi jangan lupa, kan ada pegawai BPK yang kena KPK juga dengan Bupati Bogor perkaranya kan masalah suap predikat WTP. artinya, potensi penyalahgunaan relasi kekuasaan itu pasti selalu ada, maka perlu dilakukan audit," katanya.
Lebih lanjut Emrus berharap, di bawah kepemimpinan Heru didampingi Joko, kondisi Jakarta akan semakin baik. Misalnya, lanjut Emrus, bagaimana mengoptimalisasi kali Ciliwung menjadi kawasan wisata dan jalur transportasi air serta menghilangkan kesan sungai sebagai sumber udara tak sedap, seperti di Grogol waktu itu.