Usai Gali Kubur Ikut Tenggak Cokrik, Susul Meninggal
jpnn.com - SURABAYA - Meninggalnya empat orang usai pesta minuman keras jenis cokrik di Kecamatan Sawahan, Surabaya menyisakan cerita unik. Sebab, beberapa dua di antara korban berprofesi sebagai penggali kubur. Bahkan, sebelum ikut tewas, mereka adalah sempat menggali kubur korban yang tewas sebelumnya.
Korban yang tewas pertama adalah Martoyo 52, warga Jalan Pakis Wetan Gang 5. Dia membeli cokrik pada Ismail pada Sabtu (14/9) malam. Menurut Ismail, ketika membeli minuman, kondisi Martoyo mabuk berat. Entah habis minum miras di mana. "Saya sempat melarang Martoyo. Tapi dia tetap nekat. Alasannya mumpung malam Minggu," kata Ismail Kamis (19/9).
Minuman yang dijual Ismail dikemas dengan botol air mineral ukuran 1,5 liter. Setiap botol dijual seharga Rp 30.000.
Pada waktu hampir bersamaan, di Jalan Dukuh Pakis Gang 7, Sholeh, Antok, dan Alex mengadakan pesta miras dengan jenis yang sama. Mereka juga membelinya dari Ismail.
Akhirnya Senin dini hari (16/9) Martoyo Meregang nyawa dan dikuburkan pada paginya. Selang beberapa jam kemudian, Sholeh ikut tewas dan dimakamkan pada siang. Mereka dimakamkan di pemakaman yang sama.
Nah, saat itu makam Sholeh digali tujuh penggali kubur. Mereka adalah Wawan, Wachid, Fauzi, Sholeh (namanya sama dengan yang tewas terdahulu), Gatot, Tikno, dan Narto. Lucunya, meski mengetahui Sholeh mati karena menenggak cokrik, mereka malah ikut-ikutan membeli cokrik di tempat Ismail. Mereka pun pesta miras tradisional tersebut.
Seperti yang diduga, beberapa diantara penggali kubur itu pun meregang nyawa. Wawan dan Wachid tewas, sedangkan Fauzi dan Sholeh hingga kini masih dirawat di RSUD dr Soetomo. Sementara itu, kondisi tiga orang lainnya normal.
Wawan meninggal pada Selasa malam (17/8) di Rumah Sakit Darmo dan dikuburkan kemarin pagi. Wachid meninggal kemarin petang di RSUD dr Soetomo.