Usai Pilpres, Jumlah Orang Gangguan Jiwa Diprediksi Bertambah
jpnn.com - JAKARTA - Jumlah orang stress usai pemilihan presiden (Pilpres) 2014 diprediksi akan bertambah. Pertambahan tersebut disinyalir muncul dari para pendukung calon presiden (capres) yang gagal nantinya.
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Viora mengatakan, gangguan jiwa ringan atau stress bisa muncul karena memiliki pola pikir salah, seperti terlalu memaksakan kemenangan di pihak yang dijagokannya. Selain itu, bisa juga karena terlanjur "berinvestasi" pada jagoannya.
"Calon memang cuma dua, tidak banya. Tapi pendukungnya bisa saja. Pola pikirnya bisa mepengaruhi. Misalnya, sudah kalah tapi malah justru menyelahkan pihak-pihak lain," katanya di Jakarta, kemarin.
Tapi menurutnya, itu tergantung dari individu masing-masing. sebab, banyak individu yang juga bisa bertahan tanpa harus memasuki fase gangguan jiwa ringan atau bahkan berat. Eka mencontohkan pada kasus pemilihan legeslatif (Pileg) April lalu.
Menurut laporan dari beberapa fasilitas kesehatan, ada banyak calon legeslatif (caleg) gagal yang melakukan konsultasi kejiwaan. Mereka mengalami stress lantaran telah menghabiskan banyak dana dan ternyata gagal. "Tapi kita lihat, karena mereka bisa kuat, tidak ada satupun yang berakhir di rumah sakit jiwa (RSJ)," pungkasnya.
Ia menjelaskan, gejala gangguan jiwa ringan atau stress bisa terlihat dari perubahan pola hidupnya. Misalnya, menjadi mudah emosi, tidak nafsu makan, susah tidur, atau bisa juga mual-mual.
Meski tidak bisa memprediksi jumlahnya, Eka mengajak untuk bersama-sama melihat tanda-tanda tersebut pada 22 Juli nanti. Seperti yang diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil real count surat suara Pilpres pada tanggal tersebut.
"Kita lihat saja nanti tanggal 22 saat KPU umumkan. Tapi kita harapkan tidaklah. Kita kan punya Tuhan. Siap menang siap kalah," tuturnya. (mia)