Usul Agar Subsidi Solar Dicabut, ALFI Beberkan Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) usul kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), agar mencabut subisidi solar untuk armada (truk) angkutan barang/kontainer logistik.
Alasannya, adanya subsidi pada solar justru membuat antrean panjang, sehingga berdampak terhadap terlambatnya waktu pengiriman barang.
"Kami melihat permasalahan ini selalu berulang dari tahun ke tahun. Bagaimana truk-truk pengangkut barang ini harus mengantre berjam-jam, bahkan seharian lebih hanya untuk mendapatkan solar bersubsidi. Dari tahun ke tahun selalu seperti itu. Artinya ada (kebijakan) yang salah," ujar Ketua Umum DPP ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi.
Dengan harus antre demikian lama, perusahaan logistik harus menanggung komplain dari pelanggan karena kiriman barang menjadi lebih lama sampai di tujuan.
Tak hanya itu, biaya logistik juga membengkak karena waktu pengiriman yang menjadi demikian lama, sehingga perusahaan logistik harus membayar demurage sebesar Rp 650 ribu per hari.
"Padahal solar (bersubsidi) itu hak kami, tapi sangat susah didapatkan. Berdasar informasi dari anggota kami di lapangan, ada indikasi solar bersubsidi ini justru diborong oknum tertentu untuk dijual ke industri perkebunan dan pertambangan yang harusnya mengkonsumsi Dexlite," tutur Yukki.
Yukki menjelaskan, praktik penyelewengan di lapangan ini dapat terjadi lantaran adanya perbedaan mencolok antara harga solar non subsidi (Dexlite) yakni Rp 12.150-Rp 13.200 per liter dengan harga solar bersubsidi yang hanya Rp 5.150 per liter.
Dengan disparitas harga yang demikian tinggi, maka sangat berpotensi memunculkan spekulan atau tengkulak.