Usulan Subsidi Listrik Hampir Capai Rp 100 T
DPR Inginkan Rincian Kenaikan Konsumsi dan BiayaJumat, 24 Mei 2013 – 04:19 WIB
Di sisi lain, lanjut dia, faktor internal yakni pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia. Menurutnya, realisasi penjualan listrik pada tahun 2012 mencapai 172,18 Triliun Watts per jam (TWh). Itu lebih tinggi dari rencana penjualan tahun 2012 sebesar 167, 23 TWh. Padahal, angka pada rencana tersebutlah yang dipakai acuan pada APBN.
"Secara pekiraan pertumbuhan, kami tetap menargetkan angka yang sama yakni sembilan persen. Tapi, karena acuan yang kami gunakan adalah realisasi 2012, maka perkiraan penjualan listrik kami naik menjad 187,70 TWh," jelasnya. Sekedar informasi, pekiraaan volume penjualan listrik pada APBN 2013 adalah 182,28 TWh.
Ketika acuan harga ICP yang menjadi acuan, Jarman menjelaskan bahwa BBM menjadi salah satu energi pembangkit listrik yang paling fleksibel bagi antisipasi pertumbuhan konsumsi. "Di luar pulau Jawa, banyak daerah yang pembangkit listriknya memang hanya bisa menggunakan BBM. Kalau penggunaan energi lain, kami sudah berupaya menekan penggunaan BBM. Hanya saja, upaya itu bertahap. Membangun satu pembangkit listrik kan biasanya butuh empat tahun," ungkapnya.