Vaksin Gratis
Oleh Dahlan IskanJuga karena ada orang bernama Donald Trump. Yang sedang menjabat presiden Amerika. Yang membentuk operasi khusus: Operation Warp Speed.
Ia memutuskan memberi uang Rp 150 triliun kepada pabrik-pabrik obat yang sanggup menemukan vaksin. Namun, yang terpenting ialah para ilmuwan: mereka tidak harus bekerja mulai dari nol.
Saat SARS meledak di Tiongkok, mereka sudah giat melakukan penelitian. Bahkan sudah menemukan kuncinya.
Hanya saja penelitian itu berhenti di tengah jalan. SARS dengan cepat dipadamkan. Tiongkok, waktu itu, di-lockdown total.
Untungnya SARS belum menjalar secara luas. Di Amerika hanya ditemukan 8 orang yang terkena SARS.
Ketika MERS meledak di Timur Tengah juga cepat diatasi.
Maka urgensi memproduksi vaksin virus corona tidak ada lagi. Kalau perusahaan obat memaksakan diri untuk memproduksinya, siapa yang membeli. Mereka dibayangi kerugian besar. Lebih baik tidak jadi diproduksi.
Namun para ilmuwan sudah menemukan RNA messenger. Mereka juga sudah tahu virus corona hanya bergerak di protein DNA. Bahkan mereka sudah menemukan bagaimana membuat 'virus tiruan' yang bisa 'dipakukan' di protein DNA.