Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Dimulai, Nakes Takut Protokol Kesehatan Mengendur
Menurut dr Andika, menambah tempat perawatan akan berisiko pada tenaga kesehatan yang ada. Selain akan membuat tenaga kesehatan kelelahan dan rentan terpapar, kualitas perawatan juga akan menjadi menurun.
"Karena bayangkan, sebagai contoh saya di satu rumah sakit itu melakukan visit 30 sampai 40 pasien. Bisa enggak kira-kira saya mengetahui secara detil kondisi pasien? Kan enggak," kata dokter yang menangani tiga rumah sakit ini.
"Jadi kita menyiasati kalau kondisi pasien nggak berat-berat banget ya kita skip-skip aja gitu. Itu salah satu bentuk usaha kita untuk tetap melayani, walau kualitasnya jadi menurun."
Masyarakat dan pemerintah tidak boleh lengah
Setelah penyuntikan Presiden Jokowi hari ini, yang diikuti kelompok masyarakat dalam kategori prioritas, gelombang kedua vaksinasi akan dilaksanakan pada April 2021 hingga Maret 2022 meliputi tahap tiga sasaran vaksinasi yakni masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.
Kemudian, penyuntikan akan diberikan pada masyarakat yang termasuk kategori pada tahap empat, yaitu masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster, sesuai dengan ketersediaan vaksin.
Selama program vaksinasi berlangsung, baik tenaga kesehatan dan pengamat berharap masyarakat dan pemerintah tidak lengah.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health di Griffith University di Australia mengingatkan, keberhasilan program vaksinasi dalam situasi wabah sangat bergantung pada efektifitas program tes, telusur, isolasi, dan karantina yang ditunjang strategi 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, membatasi mobilisasi, menjauhi kerumunan) dengan komunikasi risiko yang tepat.
"Kegagalan vaksinasi dalam menghentikan wabah bukan hal yang aneh dan sangat mungkin terjadi," kata dr Dicky.