Versi Andreas Pareira, Ini Penyebab Mogok Massal di Labuan Bajo
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menganggap ada dua alasan yang mengakibatkan pelaku periwisata menggelar aksi mogok massal di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Pertama, kata legislator Fraksi PDI Perjuangan itu, adanya kenaikan tarif ke Taman Nasional (TN) Kawasan Wisata Komodo hingga menjadi Rp 3,75 juta.
Hal itu, kata Andreas, menimbulkan kekagetan bagi pelaku wisata di Labuan Bajo karena khawatir berkurangnya kunjungan wisatawan.
"Tentunya akan berimbas pada pelaku wisata dan ekonomi kreatif yang baru saja mulai pulih dari situasi pandemi dengan mulai kembali ramainya kunjungan wisata ke Labuan Bajo," ujar legislator Daerah Pemilihan I Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Menurut Andreas, kekhawatiran pelaku pariwisata tentu wajar, karena para pelaku wisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo terpukul oleh pandemi Covid-19.
Alasan kedua, kata dia, tarif masuk ke beberapa pulau seperti Padar dan Komodo menjadi Rp 3,75 juta. Walakin, tarif kunjungan ke Pulau Rinca tetap sama.
"Tarif masuk ke Pulau Padar dan Komodo tetap dinaikan menjadi Rp 3,75 juta dengan alasan untuk kepentingan konservasi yang berbiaya mahal, sebagaimana penjelansan Pemda NTT. Namun, penjelasan ini tampaknya tidak menyurutkan aksi mogok massal pelaku wisata," ujar Andreas.
Namun, kata Andreas, penyebab mogok massal ini juga nampaknya dipicu ketidakpercayaan pelaku wisata akan motif kenaikan tarif dengan diberikan hak monopoli oleh Pemda NTT kepada BUMD Flobamora dalam menetapkan tarif dan mengelola TN Komodo.