Video Tampar Suporter Viral, Edy Rahmayadi Bilang Begini
“Itu setiap main, sekali flare gitu itu denda Rp20 juta. Jadi, kalau empat kali dia, berarti Rp80 juta. Kan sayang uangnya ini. Tapi, persoalannya bukan uang, malu Sumut masak tidak bisa tertib persoalan seperti itu,” kata Edy.
Menurut Edy, kehadiran suporter di dalam stadion memang sangat penting, terutama untuk menambah motivasi dan energi baru bagi tim kesayangannya berlaga. Tetapi, Edy mengingatkan untuk tetap menjaga ketertiban selama di dalam Stadion, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
“Kepada seluruh pecinta sepakbola, suporter boleh berteriak – teriak. Tapi, tunjukkan bahwa Sumut itu tertib, disiplin. Lho ini kita sudah memberikan hiburan kepada rakyat Sumut, dan kita berharap berprestasi. Kita belum berprestasi, melanggar terus, jadi doa kita tidak pernah terkabulkan. Untuk rakyat Sumut mari kita tegakkan itu. Salam olahraga untuk kita semua, dan kita atur ketertiban sehingga kita bisa berprestasi,” harapnya.
Ditegaskan Edy, jika tindakan seperti menyalakan flare dan sejenisnya yang bisa membahayakan pemain maupun penonton di dalam stadion, tentu akan diberikan sanksi tegas dari komisi disiplin PSSI. Hal itu diterapkan guna menghindarkan diri dari kejadian yang tidak diinginkan.
“Jadi setiap saat saya menandatangani pelanggaran – pelanggaran se 34 Provinsi di Indonesia terkhusus di Sumut, saya melarang itu (flare) untuk klub lain, termasuk 18 klub yang bertanding di liga 1. Salah satunya yang tidak pernah bisa berhenti di Sumatera Utara. Pas kebetulan di kampung saya, dan saat ini gubernurnya saya pula,” ungkapnya.
Seperti diketahui flare dinyalakan dari tribun Utara lantaran bentuk aksi protes agar manajemen PSMS melakukan perombakan. (*/nin)