Virus Corona Membawa Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Syaifullah Tamliha menyatakan Indonesia lebih merasakan dampak ekonomi terkait persoalan wabah virus corona, dibanding penyebaran Covid-19 itu sendiri.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR berasumsi, setiap penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok 1 persen, memberikan dampak terhadap turunnya perekonomian Indonesia 0,3 persen.
"Jika yang saya cermati pertumbuhan ekonomi China itu turun 2 persen, berarti (memberikan dampak) turunnya 0,6 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Tamliha saat diskusi Empat Pilar MPR "Penerapan Empat Pilar Kebangsaan Dalam Situasi Krisis" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (6/3).
Tamliha memperkirakan bahwa Indonesia hanya akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi kurang dari lima persen. "Dengan beban utang Indonesia lebih dari Rp 5 ribu triliun, itu berdampak luar biasa karena bila dolar menyentuh Rp 15 ribu, sudah memasuki krisis ekonomi," katanya.
Namun, ujar Tamliha, Indonesia sebenarnya masih diuntungkan karena Bank Sentral Amerika menurunkan suku buka 1,5 persen sampai 2 persen.
"Andaikan Amerika ingin menghabisi negara-negara berkembang, dia naikkan suku bunga Bank Sentral Amerika itu, maka akan berdampak besar pada Indonesia," katanya. "Jadi, kita tertolong. Kalau tidak, maka harga saham akan anjlok dan dolar akan tinggi nilainya," katanya.
Lebih lanjut Tamliha berharap krisis yang terjadi akibat dampak dari corona ini tidak bergeser ke wilayah politik. Dia menegaskan kalau bergeser ke wilayah politik, tentu sangat berbahaya. "MPR harus antisipasi kalau itu krisis politik," tegasnya.
Menurut dia, para tokoh bangsa terutama pimpinan MPR, dengan partai-partai politik harus mengantisipasi sedini mungkin. "Agar wabah virus jika berdampak terhadap ekonomi Indonesia, dan kemudian bergeser ke krisis politik, itu sudah ada solusinya," ujar dia.