Waduh, Demonstran Hong Kong Bawa 2 Kilogram Bahan Peledak
"Kami di sini untuk menyatakan bahwa Beijing-lah yang melanggar nilai-nilai dasar Hong Kong," ujar Tony, pendemo, kepada Agence France-Presse. Bersamaan dengan penerobosan barikade itu, keributan kecil pecah di beberapa titik.
Massa juga melempari gedung perwakilan Tiongkok dengan telur. Sebagian dari mereka juga menghias bangunan itu dengan grafiti. Isinya tentu saja pesan-pesan anti-RUU Ekstradisi. Massa mengaku siap bertahan di pusat kota sampai tuntutan mereka agar Lam mundur dipenuhi.
Sekitar pukul 22.00 waktu setempat polisi antihuru-hara mulai bergerak. Aparat membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Padahal, menurut The Straits Times, waktu unjuk rasa baru habis pada pukul 23.59 waktu setempat. Hingga berita ini ditulis pada pukul 22.00 WIB, massa masih bertahan dan terus melawan petugas yang berusaha mengusir mereka.
Kemarin Civil Human Rights Front (CHRF) memperingatkan aparat agar tidak nekat. "Jika sampai ada keributan atau insiden, itu sepenuhnya tanggung jawab polisi," ujar Koordinator CHRF Jimmy Sham Tsz-kit.
Sejak parlemen Hong Kong membahas RUU Ekstradisi, stabilitas terguncang. Dengan digawangi CHRF dan Demosisto, partai politik yang dipimpin Joshua Wong, massa menentang proposal tersebut. Aksi damai yang berlangsung selama hampir sebulan sejak lahirnya RUU itu tidak membuat Lam melunak. Massa pun nekat.
Serangkaian unjuk rasa anarkistis memaksa Lam menunda pembahasan RUU tersebut. Namun, protes berlanjut. Kini rakyat menuntut Lam lengser. Mereka menghendaki pemimpin baru yang bukan antek Beijing. (bil/c11/hep)