Waduh, LSP U-14 Kemenpora Panen Masalah
Dengan label pembinaan, pemerintah, menurut dia, juga harus tanggung jawab. Jangan sekadar menggelar, tapi tim yang susah payah untuk bertanding di daerah dan lolos, malah disarankan tidak perlu berangkat dan menyerahkan jatahnya ke klub yang punya dana besar untuk berangkat.
"Ini bukan klub pro. Ini tim daerah, tim usia muda untuk pembinaan. Masak ngomongnya begitu itu orang (Deputi III Kemenpora, Raden Isnanta)," tegasnya.
Masalah lainnya, menurut Abdul Muis, Korwil Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah efisiensi. Kemenpora, menurutnya, bisa mengirimkan dua sampai tiga orang ke daerah hanya untuk menyerahkan kwitansi dana stimulan.
"Padahal dokumen dikirim via pos, lebih irit. Dana itu, biarkan dikumpulkan, untuk membantu transport yang lolos ke Jakarta untuk putaran nasional. Tapi itu tidak dilakukan, mana efisiensi itu, transparan juga tidak," tegasnya. (dkk/jpnn)
Berikut daftar masalah LSP U-14:
1. Tidak memiliki kode disiplin, padahal penting dan menjadi salah satu hal dasar dalam kompetisi.
2.Tidak transparan dan efisien dalam anggaran
3.Tidak mempedulikan kondisi finansial tim wakil provinsi sebagai bagian pembinaan.