Wah Wah...Urus Amnesti Pajak Antre Bingit
"Saya sudah bayar (uang tarif tebusan) pakai id billing secara online. Perbaiki lagi lah sistem pelaporannya. Kita sudah bayar tapi dipersulit," keluhnya.
"Nggak fair! Saya dapat nomor 55. Itu tadi terakhir (di daftar antrean loketnya) nomor 53. Sekalian saja kenapa sehari ini," sahut seorang pria berpenampilan rapi yang enggan disebutkan namanya.
Dia sengaja berangkat dini hari dari Garut, Jawa Barat, usai mengirimkan bantuan logistik dari lembaga sosialnya.
Sampai di kantor Ditjen Pajak sekitar jam 8 pagi kemarin. "Mestinya tambah loket lah kalau begini," usulnya.
Dari pengamatan Jawa Pos, Ditjen Pajak mencoba memberikan fasilitas kepada WP yang antre, meskipun sederhana. Terdapat galon air lengkap dengan dispensernya dan gelas sekali pakai. Ada teh, gula, dan kopi.
"Ya kalau mau minum sih ada. Makan ya beli sendiri," ucap Eka (28) karyawati kantor konsultan pajak di kawasan Green Garden, Jakarta Barat. Sama seperti yang lain, dia juga mengantre sejak pagi.
Bedanya, Eka mengirim kurir untuk mulai ikut mengantre sejak jam 05:20. Dia datang menyusul jam 8 pagi bersama tiga rekannya. Masing-masing membawa tiga dokumen berbeda.
"Klien kami cukup banyak, seratusan lebih. Jelang periode akhir tahap pertama ini memang kita mesti turun semua karena klien juga ingin ikut serta," kata dia.