Wah Wah...Urus Amnesti Pajak Antre Bingit
Hal yang jauh lebih penting dari program itu, kata dia, memang menggugah pengetahuan dan kesadaran masyarakat secara luas terkait perpajakan.
Dengan begitu maka Indonesia kini sudah memiliki modal dasar penting. ”Tinggal dikelola dan dimenej dengan baik agar jadi wajib pajak patuh ke depannya,” terusnya.
Darussalam menyebut bahwa perluasan basis pajak, kesadaran akan pajak, merupakan hal utama. Sebagai target jangka panjang agar ke depan penerimaan pajak jauh lebih baik dan transparan.
Sebaliknya penerimaan uang tebusan dan repatriasi merupakan target dan penerimaan jangka pendek. ”Saya tidak terjebak di uang tebusan,” akunya.
Meski begitu, terkait dengan target jangka pendek berupa penerimaan tambahan pajak, Darussalam masih optimistis. Periode pertama selama tiga bulan yang berakhir September ini memang menawarkan tariff paling rendah dan secara hitungan paling menarik.
Akan tetapi selisihnya sebesar satu persen dibandingkan periode dua yang lebih besar diyakini tidak berpengaruh banyak. Tidak akan mengurungkan minat untuk mengikuti program tersebut.
”Karena perbedaan tarif untuk deklarasi pun tidak terlalu tinggi. Selisih satu persen lebih mahal tidak sebanding dengan manfaat yang dia terima. Manfaat yang diterima jauh lebih besar,” ujar ahli pajak dari Universitas Indonesia (UI) itu.
Maka dia meyakini pada periode dua akan tetap seramai pada periode pertama. Atas dasar itu dia mengatakan tidak bisa mengukur sukses atau tidaknya program amnesty pajak dari sisi pendapatan uang tebusan dengan hanya diukur dari periode pertama.(gen)