Wahai Dermawan, Korban Gempa Pidie Jaya Butuh Bahan Bangunan
jpnn.com - JAKARTA - Gempa yang mengguncang Pidie Jaya, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada Rabu (7/12) menyisakan pengungsi dan puing-puing bangunan yang runtuh dan rusak. Hingga kini, masih banyak warga yang terpak terpaksa tinggal di pengungsian.
Menurut Ketua Jenggala Center Patrika S Andi Paturusi yang hari ini berkunjung ke Kecamatan Tringgading, Pidie Jaya, pengungsi masih membutuhkan uluran tangan para dermawan. Patrika menuturkan, pengungsi membutuhkan bahan bangunan untuk mendirikan rumah.
Hal itu diketahui setelah pengurus Yayasan Jenggala Center mendapat masukan dari warga di lokasi korban gempa. “Selain kebutuhan sehari-hari, sekarang yang paling dibutuhkan itu semen dan bahan bangunan lainnya untuk mendirikan tempat tinggal yang runtuh," tutur Patrika dalam siaran persnya, Kamis (22/12) malam.
Jenggala Center merupakan lembaga yang bergerak di bidang pengkajian isu-isu strategis dan kebijakan publik serta advokasi. Organisasi kemasyarakatan (ormas) pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 ini memberi bantuan berupa perlengkapan ibadah, keperluan sekolah, baju batik, dan pakaian anak-anak.
Anggie -sapaan Patrika- menegaskan, program bakti sosial itu merupakan salah satu program kerja sosial yang kerap dikerjakan Jenggala Center. Menurutnya, gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter yang melanda Pidie 7 Desember 2016 masih meninggalkan rasa takut dan trauma bagi warga.
Apalagi, bencana yang menelan korban lebih dari 100 jiwa itu terus diikuti gempa susulan lebih. “Di sini (Pidie Jaya) kondisinya masih memprihatinkan karena mereka masih trauma. Tadi malam saja masih dua kali gempa dan tadi subuh satu kali,” tuturnya.
Karenanya banyak warga belum berani tinggal di dalam bangunan karena trauma akan gempa susulan. “Kendati rumahnya tidak runtuh, tapi mereka tidak berani pulang kerumah karena masih ada gempa susulan. Dan pantauan kami di lapangan, lebih banyak yang rumahnya hancur,” katanya.(boy/jpnn)