Wahyudi Cs Dituntut Hukuman Mati
jpnn.com, MEDAN - Tiga terdakwa kasus narkotika dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Chandra Naibaho dalam sidang virtual yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (23/3). Ketiganya dituntut hukuman mati karena terbukti menjadi kurir sabu seberat 40 kilogram.
Ketiga terdakwa yakni Wahyudi (48), Hendra Apriyono (27), keduanya warga Jalan Keputran Kejambon, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, dan Riki Syahputra (24) warga Dusun Selanga, Desa Seuneubok Pidie, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara.
“Meminta kepada majelis hakim agar menjatuhkan hukuman kepada ketiga terdakwa dengan pidana mati,” ujarnya dihadapan hakim ketua Abdul Kadir.
JPU menilai perbuatan ketiga terdakwa terbukti melanggar Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menurut JPU, perbuatan ketiga terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas peredaran narkotika. Sedangkan hal yang meringankan tidak ditemukan.
Usai mendengarkan tuntutan, majelis hakim memberikan kesempatan keada penasihat hukum terdakwa untuk menyampaikan pembelaan (pledoi) pada sidang pekan depan.
Mengutip surat dakwaan, pada 15 Juli 2020, terdakwa Wahyudi diajak terdakwa Hendra Apriyono untuk menjadi kurir sabu. Terdakwa Wahyudi diberikan semua fasilitas dan upah sebesar Rp2 juta yang akan diterima setelah pekerjaan mengambil narkotika jenis sabu tersebut berhasil dilakukan.
Malam harinya, terdakwa Hendra Apriyono menerima kiriman paket yang berisi 6 buah KTP palsu dengan identitas terdakwaHendra Apriyono yang berbeda-beda dan 1 unit handphone merk Redmi 7A warna hitam untuk Hendra Apriyono.
Selanjutnya, terdakwa Hendra Apriyono menyuruh terdakwa untuk berkomunikasi dengan Pablo (DPO) yang nomornya sudah ada di kontak handphone tersebut. Terdakwa menghubungi Pablo dan menyuruh terdakwa Wahyudi untuk pergi ke Medan, setelah tiba di Medan, terdakwa Wahyudi menemui terdakwa Hendra Apriyono yang menginap di Hotel Swiss Bell Medan yang mana Hendra Apriyono telah lebih dahulu pergi ke Medan.