Wajah-wajah Lusuh setelah Banjir Bandang Menghantam
jpnn.com - KESEDIHAN menyelimuti masyarakat Pasaman, terutama warga Jorong Lambak dan Jorong Lundar, Nagari Panti Timur, Kabupaten Pasaman. Banjir bandang membawa duka. Ekonomi warga yang bersumber dari kebun, lumpuh! Warga takut bekerja karena bencana serupa masih mengancam.
Willian Abib--Lambak
Luapan air Batang Lambak masih menggenangi Jorong Lambak dan Jorong Lundar, kemarin (10/2) siang. Masyarakat masih was-was karena gerimis kembali turun siang kemarin di perkampungan itu.
Wajah-wajah masyarakat yang terdampak bencana itu terlihat lusuh. Rasa pasrah dan risau terlihat bercampur aduk karena lumpur cukup tebal dan kayu yang dibawa banjir berserakan di kampung mereka.
Meski tim penanggulangan bencana seperti BPBD dan TNI dari Kodim 0305 Pasaman bekerja ekstra menyingkirkan kayu dan lumpur dari rumah warga, namun warga masih risau. Perekonomian mereka lumpuh. Anak-anak mereka tidak bersekolah dan suami tidak bekerja karena berada di pengungsian dan rumah kerabat.
“Bagaimana kami bisa bekerja. Sementara kampung dan rumah kami terendam banjir dan lumpur,” ujar Afrizal, 42, warga setempat yang berprofesi sebagai penyadap karet ini.
Hati Afrizal pilu. Saat ditanya, dia termenung sejenak. Matanya sembab dan berkaca-kaca. Ia mencemaskan nasib keluarganya setelah bencana ini. “Saya tidak mungkin pergi ke kebun, sementara cuaca seperti ini. Rumah saya pun terkena banjir,” ungkapnya.
Afrizal menjelaskan, masyarakat di kampungnya banyak yang bertani. “Di sanalah sumber ekonomi kami. Sekarang kami tidak bisa bekerja. Apa yang harus kami perbuat dengan kondisi seperti ini,” ujarnya sambil membersihkan rumahnya.