Wakil Ketua MPR RI Kasih Komentar Tajam soal Pernyataan Jokowi
Mengutip Perpres 54/2020 yang memotong anggaran Kemenristekdikti sebesar Rp 40 triliun, menurut Hidayat itu adalah presentasi potongan anggaran terbesar, dibanding pemotongan Kementrian lainnya.
Meskipun pemerintah bisa berkilah bahwa pemotongan itu terkait perubahan nomenklatur, ruang realokasi internal Kemenristek, tetapi untuk mendukung riset vaksin tentu makin kecil, apalagi dengan hanya anggaran tersisa sebesar Rp 2 triliun.
Bahkan, Menteri Ristek menyebutkan bahwa pihaknya hanya menganggarkan Rp 40 miliar untuk riset vaksin COVID-19.
"Dalam kondisi normal, idealnya dana riset tidak kurang dari 2% PDB, tetapi Indonesia selama ini masih terjebak di kisaran 0,3% PDB," kata politikus PKS ini.
Apalagi dalam situasi pandemi dan bencana nasional yang mengancam eksistensi bangsa.
Karena itu menurut Hidayat pemerintah harus memprioritaskan anggaran riset.
Dia bahkan mencontohkan anggaran riset vaksin di beberapa negara sangatlah besar. Di Amerika Serikat misalnya mencapai Rp 16,3 triliun, India sebesar Rp 1,6 triliun, dan Inggris dengan Rp 1,1 triliun.
“Saya khawatir Indonesia terlambat menemukan vaksin COVID-19, dan mengakibatkan semakin banyak korban yang jatuh akibat COVID-19. Karena itu agar perang melawan COVID-19 yang digaungkan Presiden Jokowi saat konferensi virtual G20 bisa dimenangi, pemerintah perlu senjata yang efektif antara lain adanya vaksin," ujar Hidayat.