'Waktu Aku Pergi, Mamak Menangis'
"Di sini yang diandalkan cuma dana BOS itu. Jadi, mau membangun sekolah yang layak nggak bisa," ujarnya.
Beragam keterbatasan saran pendukung di sana membuat Zully tetap semangat dan tak patah arang untuk mengabdi dan memberikan pendidikan.
Meski kerap kali situasi itu membuatnya harus kerepotan dan harus berkerja keras. Ia mengakui, rasa kekeluargaan yang dapatkan di sana menjadi obat yang mujarab yang terus membangkitkan semangatnya.
Bahkan ia merasa seakan sudah kembali ke kampung halamannya sendiri dan sudah menemuakan keluarganya kembali.
"Di sini warganya (baik), subhanallah. Sampai sekarang belum pernah beli beras. Rasa-rasanya satu kampung pada ngasih beras. Banyak keluarga angkat di sini. Sekarang ngerasa kalau di sini malah lebih enak ketimbang kampung sendri," katanya berkelakar. (mai)