Wanita dengan Jam Kerja Panjang Lebih Rentan Depresi?
Mereka yang bekerja di akhir pekan ditemukan lebih cenderung memiliki pekerjaan dengan keterampilan rendah dan kurang puas dengan pekerjaan dan penghasilan mereka dibanding mereka yang hanya bekerja dengan jam kerja normal.
Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa bisa jadi karena wanita menghadapi beban ganda, pekerjaan dengan waktu yang panjang dan pekerjaan rumah tangga. Umumnya memang pekerjaan rumah tangga lebih banyak dilakukan wanita dibanding pria.
Pada pria dan wanita, juga ditemukan faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan tanda dan gejala depresi. Di antaranya adalah tingkat pendidikan yang lebih rendah, pendapatan rumah tangga yang lebih kecil, memiliki penyakit kronis, punya kebiasaan merokok, serta tingkat kepuasan pekerjaan yang rendah.
Pola kerja pengaruhi kesehatan jiwa
Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa peningkatan tanda dan gejala depresi berkaitan dengan waktu kerja yang panjang pada wanita dan juga bekerja pada akhir pekan.
Oleh karena itu, para peneliti menduga bahwa pola kerja yang seperti itu dapat memengaruhi kondisi kesehatan jiwa pada pekerja wanita.
Menarik, ya? Meski demikian, penelitian yang dipublikasikan di “Journal of Epidemiology and Community Health” ini punya keunggulan dan kelemahannya sendiri. Beberapa keunggulannya adalah, bahwa jumlah partisipan dalam penelitian tersebut berskala besar. Selain itu, berbagai faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian juga telah diperhitungkan dalam hasil analisis.
Akan tetapi, salah satu kelemahannya adalah penelitian ini tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat antara peningkatan skor depresi dan durasi jam kerja yang lebih lama, karena merupakan suatu penelitian observasional.