Wapres Patung
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Mahasiswa tidak pernah kehabisan ide untuk menyalurkan kritiknya kepada kekuasaan.
Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi dijuluki sebagai ‘’King of Lips Service’’, lalu Wapres Ma’ruf Amin dijuluki ‘’The King of Silence’’, dan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai ‘’The Queen of Ghosting’’.
Kali ini mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda menyebut Wapres Ma’ruf Amin sebagai ‘’Patung Istana Merdeka’’ dalam sebuah poster digital yang viral di media sosial beberapa hari ini.
Kasus ini menjadi makin viral karena Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Unmul, Abdul Muhammad Rachiem di-bully oleh banyak netizen dan menjadi korban doxing dan menerima berbagai ancaman. Polres Samarinda juga memanggil Rachiem untuk diperiksa dan diklarifikasi.
Kasusnya mirip dengan yang terjadi dengan BEM Universitas Indonesia (UI) yang beberapa waktu yang lalu menjuluki Jokowi sebagai The King of Lips Service. Kali ini otoritas Unmul juga memaksa mahasiswa mencabut unggahan itu dan meminta maaf kepada wapres.
Tindakan polisi Samarinda itu memantik reaksi keras dari berbagai kalangan. Isu ini kemudian berkembang luas menjadi isu politik.
Partai Demokrat membela mahasiswa BEM dengan mengatakan bahwa penyebutan wapres patung sama saja dengan penyebutan wapres ban serep yang selama ini sudah menjadi kosa kata politik umum.
Sebutan ban serep itu sudah dianggap lazim sehingga publik menganggapnya bukan sesuatu yang merendahkan.