Warga Binaan Ikut Tari Kolosal Indonesia Bekerja dan Cetak Rekor MURI
Tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk meracik gerak, dicomot dari tari tradsional berbagai daerah di Indonesia, menjadi satu tarian utuh.
“Saat diminta menjadi koreografer, kami berdiskusi tentang tema tari kolosal ini,” kata Kiki Yovita usai acara. “Kami mendengarkan lagu Indonesia Bekerja, dan mulai merangkai gerak menjadi satu tarian.”
Tari kolosal Indonesia Bekerja, Indonesia Jaya rampung dalam waktu beberapa hari. Kiki dan Fitri, bersama petugas Pemasyarakatan, mendistribusikan karyanya ke seluruh UPT Pemasyarakatan di Indonesia untuk dipelajari.
Kiki dan Fitri bangga mendapat kesempatan ini. Sebelum acara berakhir, keduanya menerima piagam penghargaan. Keduanya banyak mendapat pertanyaan wartawan. Wajah keduanya menjadi sasaran kamera televisi.
Dirjen PAS mengatakan, gerakan tari kolosal Indonesia Bekerja dan lagu pengiring menginterpretasikan program yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo. Lainnya, tari kolosal ini adalah cara memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
Menari bersama juga wahana untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan petugas pemasyarakatan dan warga binaan“,” kata Utami.
Keterlibatan Kiki dan Fitri sebagai koreografer, ujar Dirjen, memperlihatkan banyak sumber daya manusia (SDM) potensial di dalam Lapas. Jumlah WBP yang besar, dan dengan potensi yang besar, ternyata dapat diberdayakan untuk pembangunan bangsa.
Apa yang diperlihatkan saat ini, menurut Dirjen PAS, masih sangat sederhana. Ditjen PAS masih punya kerja besar, dan akan terus berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Terlebih, saat ini Ditjen PAS sedang menjalankan Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan. (flo/jpnn)