Warga Korut Diajarkan Mencintai Nuklir Sejak Dini
jpnn.com, PYONGYANG - Sangat mudah menemukan logo atom di Pyongyang, Korea Utara (Korut). Gambar tersebut bisa dijumpai di tiang lampu, prangko, bagian depan gedung-gedung, dan di bagian atas tower apartemen yang khusus dibangun untuk ilmuwan nuklir.
Bentuk menyerupai roket atau misil juga jamak dijumpai di kehidupan sehari-hari warga. Mulai di makanan untuk anak-anak hingga kue tar dengan bentuk misil yang siap meluncur.
Pemerintah Korut seakan mengindoktrinasi warganya untuk sangat percaya diri dengan senjata nuklir yang mereka miliki. Begitu juga pengondisian mental bahwa mereka siap berperang dengan musuh besar, yakni AS.
Hal itu terungkap saat jurnalis The Wall Street Journal (WSJ) berkunjung ke Pyongyang pada 14–19 September. Itu adalah kunjungan pertama WSJ sejak 2008. Mereka datang karena diundang secara langsung oleh pemerintah Korut.
”Kami akan mencapai kemenangan akhir melawan AS. Saya harap mereka meluncurkan 20 atau 30 misil per hari,” ujar salah seorang bartender setelah melihat siaran televisi tentang uji coba misil Korut yang berhasil melewati Hokkaido, Jepang. Uji coba itu dilakukan Jumat (15/9) alias pada hari kedua kunjungan WSJ ke Pyongyang.
Dalam berbagai kesempatan, pejabat pemerintah yang mendampingi menegaskan bahwa apa pun yang terjadi, Korut tidak akan melepaskan program senjata nuklirnya.
Bahkan jika risikonya adalah sanksi ekonomi dan risiko perang dengan AS. Korut tak ingin berdialog. Meski dunia mengecam Korut, tapi di dalam negeri, mereka dielu-elukan.
Sekilas, penduduk Pyongyang tampak normal. Mereka memiliki telepon seluler buatan dalam negeri. Anak-anak tampak asyik bermain game di telepon tersebut.