Warga Mayang Mangurai Mengeluh Krisis Air
jpnn.com - KOTABARU - Sudah seminggu ini, warga di Kelurahan Mayang Mangurai mengalami krisis air. Hal ini disebabkan oleh pecahnya pipa distribusi dari Pipa Induk Broni menuju boster M. Kukuh.
Warga Mayang Mangurai, Hambali mengatakan kondisi ini sangat menyulitkannya. Semua bak yang ada di rumahnya kering tak berair. Untuk kebutuhan sehari-hari, dirinya terpaksa membeli air isi ulang.
"Ya mau gimana lagi, sumur ada, tapi gak ada air juga," ujarnya, kemarin (8/6).
Dalam sehari, dengan penggunaan air sangat hemat, rumahnya membutuhkan enam galon air. Satu galon dibelinya dengan harga Rp 4 ribu. Untuk enam galon air tersebut, dirinya harus mengeluarkan Rp 24 ribu. Air galon itu hanya untuk mandi saja, sementara mencuci baju harus ke laundry.
"Sekarang sudah delapan hari. Jadi delapan dikali dua puluh empat ribu. Itulah uang yang kami keluarkan selama air tidak ngalir ini," ungkapnya.
Kondisi ini juga terjadi di Sungai Sawang. Elnita, salah satu warga mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari, dirinya harus meminta ke rumah tetangga yang mempunyai sumur bor. Dirinya mengaku sudah pernah mengajukan membali air ke PDAM, namun hingga sekarang belum juga diantar.
"Sudah empat hari mesan tapi belum datang juga. Katanya antrean panjang," sebut Elnita.
Wali Kota Jambi Sy Fasha mengatakan memang sering terjadi pipa pecah. Hal ini lantaran pipa distribusi yang dipergunakan oleh PDAM saat ini sudah berumur sangat tua. Hampir 60 persen pipa distribusi PDAM sudah berusia di atas 50 tahun.