Warga Prancis Tolak Kunjungan PM Israel
jpnn.com, PARIS - Puluhan demonstran menyambut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang melawat ke Prancis, Selasa (5/6). Mereka menolak kedatangan pemimpin 68 tahun itu dan menuntut politikus yang akrab disapa Bibi tersebut diseret ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang.
Itu terkait kekerasan militer Israel terhadap pengunjuk rasa Palestina di Jalur Gaza yang makan banyak korban jiwa.
”Kami sengaja berdiri di sini untuk menyambut Netanyahu sekaligus memperingatkan dia dan seluruh dunia bahwa puluhan warga sipil Palestina tewas di tangan militer Israel,” kata Antoine, salah seorang peserta aksi, sambil melambaikan bendera Palestina, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Rabu (6/6). Aksi protes yang dijaga ketat petugas keamanan itu berlangsung damai.
Kerumunan demonstran yang didominasi anak muda itu juga mengecam Netanyahu atas kematian Razan Al Najjar. Gadis 22 tahun tersebut tewas di tangan penembak jitu Israel saat menunaikan tugasnya sebagai sukarelawan medis di Jalur Gaza pada Jumat (1/6).
Kematian perempuan cantik itu membuat Israel banjir kritik. Sejumlah negara mendesak PBB membawa kasus tersebut ke Mahkamah Internasional.
”Israel pembunuh, Macron temannya.” Demikian bunyi tulisan yang terpampang pada spanduk-spanduk yang diusung para demonstran di ibu kota Prancis tersebut.
Sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Israel, para pengunjuk rasa mendesak Macron membatalkan agenda peresmian France-Israel 2018 Season. Misi ekonomi itu menjadi salah satu tujuan kedatangan Netanyahu ke Prancis.
”Peresmian kerja sama Prancis-Israel oleh Macron dan Netanyahu adalah skandal. Sebab, Israel telah melanggar nilai-nilai luhur yang dijunjung Prancis,” ungkap Jacques, anggota France Palestine Solidarity Association (salah satu kelompok penyelenggara unjuk rasa).