Warga Pusing Kelilingi SPBU
jpnn.com - KEDIRI – Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar langka di Kota Kediri. Stok di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kosong sebagai akibat pengurangan pasokan yang dilakukan Pertamina.
Pasokan solar yang kosong itu, misalnya, terlihat di SPBU Campurejo, SPBU Tamanan, SPBU Jalan Urip Sumoharjo, SPBU Jalan Kapten Tendean, dan SPBU Blabak. Di SPBU Tamanan bahkan bukan solar saja yang kosong. Stok premium mereka juga sudah hampir habis sekitar pukul 13.00 Senin (25/8). ”Solar sudah habis sejak tiga hari yang lalu,” kata Purwanto, petugas SPBU tersebut.
Ditanya tentang pengurangan pasokan yang diterima SPBU-nya, Purwanto menjelaskan, semula premium 16 ton dalam seminggu. Tapi, kini SPBU-nya tinggal mendapat 8 ton.
Hal yang sama terjadi pada solar. SPBU yang memang masuk dalam program pembatasan itu hanya menerima 8 ton dalam seminggu. Maka, solar di tempatnya sudah habis tiga hari lalu. ”Belum tahu datangnya kapan. Ini premium juga tinggal sedikit. Sebentar lagi habis,” bebernya.
Kelangkaan tak hanya terjadi di SPBU Tamanan yang sejak awal Agustus lalu masuk program pembatasan. Pasokan SPBU lain ternyata juga mulai dikurangi. Habib, pemilik SPBU Blabak, menyebutkan bahwa sejak 18 Agustus lalu kuota solar di SPBU-nya dikurangi menjadi 8.000 liter. ”Padahal setiap hari biasanya dapat 14 ribu,” kata Habib.
Pria yang juga berprofesi sebagai notaris tersebut menyesalkan kebijakan itu. Sebab, alokasi solar untuk SPBU disamakan, yaitu menjadi 8.000 liter. Tidak didasarkan pada penjualan rata-rata masing-masing SPBU. Hal itulah yang menurut dia tidak adil. Dengan praktik tersebut, SPBU yang omzet penjualannya kecil dan mendapat alokasi sama rentan menyalahgunakan BBM. ”Potensi penyimpangannya ada di sana,” tegasnya.
Sementara itu, langkanya solar di sejumlah SPBU Kota Kediri langsung dikeluhkan warga. Suprianto, 48, pemilik truk di Kota Kediri, mengaku sudah berkeliling ke empat SPBU di Kota Kediri. Tapi, semuanya tidak memiliki pasokan solar.
Suprianto akan berusaha mencari hingga malam hari. Jika tak solar didapat, rencananya untuk mengirim buah ke Jakarta terpaksa dibatalkan. ”Daripada nekat berangkat, tapi kehabisan solar di jalan, kan malah rugi besar. Lebih baik membatalkan order pengangkutan,” cetus pria yang menyediakan truk untuk jasa angkutan tersebut.