Warning Australia, Tak Punya Firasat Lebaran Terakhir
Minggu, 05 Oktober 2008 – 08:22 WIB
(M): Pemahaman kami dan syekh-syekh kami, tidak ada orang Amerika dan sekutunya yang tidak bersalah. Mereka bersalah kepada kaum muslimin, kecuali (orang Amerika) yang muslim. Tapi, kami tidak membunuh semua orang Amerika dan sekutunya. Kami punya disiplin. Seperti dia (menunjuk wartawan CNN Dan Rivers, Red) karena dia datang dengan kebaikan. Mau mewawancarai dan menyebarkan berita ini. Bagaimana kami akan bunuh dia? Tapi, orang-orang (turis) di Bali itu merusak Indonesia, negara-negara mereka itu memerangi Islam.
(IS): Amerika sekarang sudah gulung tikar. Di semua tempat mereka kalah. Kami tidak bodoh. Kalau ditanya mengapa korban di Bali bukan tentara Amerika, kami balik bertanya, ’’Apa yang diserang Amerika di negara-negara Islam itu adalah tentara?’’ Ibu-ibu yang menyusui anaknya juga dibom.
(Menyitir Alquran Surat An Nahl 126) sudah jelas, maka balaslah musuh-musuhmu dengan balasan yang setimpal. Jadi, kami tidak sembarangan bertindak. Kafir yang tidak boleh diperangi itu adalah kafir dimmi yang terikat perjanjian dan kafir yang minta perlindungan. Kafir harbi wajib diperangi. Jadi, bom di Bali itu sudah sesuai dengan perhitungan, tidak hantam kromo.
Seperti umat Islam lain, pada hari Lebaran itu, Amrozi cs juga merasakan ketupat serta opor ayam yang dipesan dari petugas lapas langganan mereka. Amrozi dan Imam tampak mengenakan baju baru. Tak sedih tak dikunjungi keluarga? ’’Anda kan keluarga saya juga, sesama muslim,’’ kata Imam.
Wawancara khusus itu ditutup dengan foto bersama. Bukan hanya wartawan, tapi juga petugas lapas dari lapas lain di Nusakambangan. Selain Lapas Batu, ada Lapas Kembang Kuning, Lapas Besi, Lapas Permisan, dan Lapas Pasir Putih.