Warning dari Korban Tragedi Kudatuli untuk Pembantu Presiden Jokowi, Tegas!
“Kalau ada yang mengkhianati, ini bahaya tidak hanya untuk negara, tetapi juga nasib rakyat. Keterlaluan, ini mencederai reformasi," tegas Budi Mulyawan.
Dia juga sangat menyayangkan ada kebijakan hingga membuat presiden terjebak blunder politik seperti kasus Rektor UI dan pembatalan vaksinasi berbayar.
“Kasus seperti ini jangan sampai berulang,” kritik Budi.
Budi menilai ada pembantu Jokowi yang komitmennya lemah dan tidak memiliki kompetensi pada bidangnya, khususnya untuk penanganan pandemi Covid 19. Ada juga yang kurang memahami dan menghargai pengorbanan kolektif sistem pemerintahan demokrasi sipil buah gerakan reformasi, yang sudah dapat "dipertahankan" mulai Presiden Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, dan saat ini sedang diwujudkan Presiden Jokowi.
“Jika terus dibiarkan akan membahayakan stablitas nasional. Jangan sampai ini jadi peluang besar dimanfaatkan musuh-musuh politik Jokowi dan bangkitnya kembali rezim otoriter,” tegas Budi.
Oleh karena itu, dia berkewajiban mendesak Presiden Jokowi agar secepatnya melakukan reshuffle kabinetnya agar benar-benar tangguh menghadapi krisis multi yang makin rawan situasi darurat dan genting,” imbuh Budi Mulyawan.
Lebih lanjut, Budi Mulyawan mengapresiasi kebernasan dan kesigapan TNI dan Polri yang proaktif turun ke lapangan untuk mengoptimalkan serbuan vaksinasi kepada masyarakat.
“Kami menghargai kerja keras dan semangat TNI dan Polri terjun langsung ke masyarakat untuk menghentikan penyebaran Covid-19 ini," kata Budi.