Waspada 'Papa dan Mama Minta Suara'
Serangan Fajar Dengan Uang Palsujpnn.com - Pemilihan kepala daerah yang tinggal menghitung hari dibayangi peredaran uang palsu (upal). Baru-baru ini, polisi menangkap pengedar dan membongkar tempat produksi upal.
Semarak pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berdengung tiap sudut pemukiman warga. Terutama di kabupaten/ kota yang menggelar pemilihan 9 Desember ini.
Kampanye-kampanye terbuka sudah berlalu. Buaian janji-janji manis pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati maupun Walikota dan Wakil Walikota telah direkam pemilih. Tapi, sebelum tiba di bilik suara ada yang perlu diwaspadai warga. Namanya serangan fajar dengan upal.
Sejauh ini, memang belum terbongkar adanya praktik politik uang. Namun, masyarakat perlu mewaspadai. Jangan sampai ”papa dan mama minta suara” menganggu subuhnya para pemilih dengan modus membayar suara. Untung kalau uangnya asli, tapi kalau palsu. Rugi dan kecewanya berlipat ganda.
Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono menegaskan, upal sudah beredar di masyarakat. Ada beberapa kasus yang telah berhasil diungkap jajarannya. Untuk itu, dia meminta masyarakat berhati-hati.
”Momen pilkada sering digunakan pelaku pengedar upal. Kami minta masyarakat jangan tergiur. Pilih pemimpin sesuai nuraninya. Bukan berdasarkan uang,” kata dia seperti dilansir Harian Lombok Pos (JPNN.com).
Ia mengungkapkan, biasanya para pelaku mengedarkan uapal jelang pencoblosan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga dan mengiminginya dengan uang, namun yang diserahkan itu upal. Bukan duit asli.
”Waspada, upal biasa digunakan untuk serangan fajar,” tegas.