Waspada, Teroris Internasional Gunakan Gim Daring Rekrut Anggota Baru
Menurut Anriani, pola yang dilakukan oleh perekrut, awalnya melalui percakapan saat bermain gim daring.
Dimulai dari asal negara atau asal daerah, dilanjutkan dengan hal lain yang kemudian sampai pencucian otak untuk anggota baru yang disiapkan menjadi teroris.
Perekrut dari ISIS, misalnya, dalam pencucian otak kepada calon teroris, selalu melakukan propaganda agama sehingga anggota baru yang tidak memiliki landasan agama dengan benar mudah terpengaruh dan rela bergabung, kemudian berjuang untuk ISIS.
"Padahal ISIS berjihad bukan untuk agama, tetapi mereka berjuang untuk kekuasaan dan untuk teritorial, sedangkan mereka membungkus perjuangan demi agama, tujuannya adalah untuk menarik simpati orang yang seagama," katanya.
Giat yang dibuka oleh Maira Himadhani, selaku Subkoordinator Partisipasi Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini mengangkat tema 'Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP), Cerdas Digital, Satukan Bangsa'.
Maira mengatakan radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa.
Hasil survei oleh BNPT tahun 2020 menyatakan faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut turut adalah diseminasi sosial media.
Kemudian, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.