Wassalam, Pengurus dan Kader Inti PKS Beramai-ramai Mundur
jpnn.com, DENPASAR - Para pengurus, kader inti dan anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Bali beramai-ramai mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri karena mereka merasakan kepengurusan di DPP PKS saat ini justru jauh dari nilai-nilai Islam.
Pengunduran diri itu tertuang dalam selembar surat bertitel Pernyataan Sikap Jajaran Pengurus DPW, DPD, Kader Inti dan Anggota PKS se-Bali bertanggal 28 September 2018. Surat itu ditandatangani H Mudjiono yang sebelumnya menjabat ketua DPW PKS Bali.
Mudjiono yang terpilih memimpin DPW PKS Bali periode 2015-2020, tiba-tiba dicopot dari posisinya pada 27 September 2018. Tapi bukan hanya Mudjiono yang dicopot, karena DPP PKS juga merombak kepengurusan DPW partai berlambang bulan sabit kembar itu untuk wilayah Bali.
“Untuk merevitalisasi dan dinaminasi fungsi dan peran struktur partai di Provinsi Bali dalam upaya menyukseskan kerja pemenangan Pileg dan Pilpres 2019 maka DPP PKS telah mengeluarkan SK perubahan pengurusan DPTW Bali periode 2015-2020,” demikian tertulis dalam surat bertanggal 27 Septemner 2017 yang ditandatangani Sugeng Susilo dan Sulaiman selaku ketua dan sekretaris DPP PKS Bidang Wilayah Dakwah Bali, NTB dan NTT.
Mudjiono lantas merespons surat itu dengan pengunduran diri. Menurutnya, keputusan DPP PKS itu tidak sesuai prosedur kepartaian dan tanpa melalui musyawarah.
“Ini menunjukkan otoritarianisme DPP PKS dengan menabrak AD/ART dan persekusi terhadap kader yang dituduh tidak loyal,” ujar Mudjiono dalam suratnya.
Lebih lanjut Mudjiono menyebut pimpinan DPP PKS saat ini antidemokrasi dan menutup pintu dialog maupun perbedaan pandangan. “Sikap dan tindakan pimpinan PKS berbeda jauh dengan nilai-nilai Islam yang menjadi identitas PKS selama ini,” tulisnya dalam surat pengunduran diri itu.