Wenri Wanhar, Sempat jadi 'Mata-mata', Memburu Denyut Peristiwa Sejarah
Hasilnya cukup mengejutkan. Wenri mendapatkan beberapa lembar informasi soal intel asal Jepang tersebut. Dari informasi itu juga, dia mengetahui bahwa ada sebuah monumen di sekitar Tokyo Tower, Jepang, yang memuat puisi dari Soekarno, presiden pertama RI. ”Dalam puisi itu, Soekarno ternyata menyebut nama Tomegoro,” tuturnya.
Kegigihan Wenri dalam upaya turut merasakan langsung denyut peristiwa sejarah juga dibuktikan dalam penelusurannya ke sebuah rumah di Jalan Cikini, Jakarta. Rumah milik pahlawan nasional Achmad Soebardjo itu pernah didatangi Tomegoro.
Peneliti sejarah lain mungkin sudah akan puas jika sudah bisa menemukan atau sekadar berkunjung ke rumah tersebut. Tapi, tidak demikian Wenri. Dia ingin masuk, berbincang dengan sang pemilik, dan ”menggeledah” isi rumah.
Sebab, dia tahu bahwa kandungan sejarah di rumah itu sangat tinggi. ”Di rumah di Jalan Cikini itu, Tomegoro pernah bertemu dengan Tan Malaka. Di rumah itu pula, Soekarno juga bertemu dengan Tan,” tuturnya.
Untuk mewujudkan keinginan itu, Wenri pun mulai mencari cara. Kebetulan, di seberang rumah tersebut ada sebuah restoran masakan Sunda. Akhirnya, selama seminggu dia ”memata-matai” rumah itu dengan menjadi pengunjung restoran.
”Kapan pemilik datang dan bagaimana aktivitasnya harus diketahui,” paparnya.
Setelah merasa bahwa informasinya cukup, Wenri memutuskan untuk ”nyanggong” di depan rumah itu pada suatu sore. Tak lama kemudian, pemilik rumah itu pulang. ”Saat itu saya langsung menyapa dan obrolan tentu saja soal Achmad Soebardjo. Ternyata pemilik rumah itu sekarang anaknya Soebardjo, Rohadi Soebardjo,” ujarnya.
Berbagai cerita soal Soebardjo akhirnya menghangatkan hubungan keduanya, Wenri dan Rohadi. Kepada Rohadi, Wenri menuturkan bahwa ada sebuah paviliun di rumah tersebut yang sebenarnya sangat bersejarah.