WHO Minta Negara Kawasan Melibatkan Masyarakat Menghadapi Wabah Covid-19
jpnn.com, NEW DELHI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta komunitas negara di kawasan menggunakan pendekatan yang melibatkan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19, demi mencegah lebih banyak lagi orang terinfeksi dan pasien meninggal dunia.
Direktur WHO Kawasan Asia Selatan-Timur, dr. Poonam Khetrapal Singh, melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan di New Delhi, India, menyebut bahwa masyarakat perlu berada di pusat langkah penanganan COVID-19 agar ada pendekatan yang lebih menyeluruh.
"Tanggung jawab harus dipikul bersama. Dalam tahap ini, setiap orang harus berkontribusi untuk meminimalisasi dampak kesehatan serta sosial ekonomi akibat pandemi ini," kata Singh dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat (3/4).
WHO Kawasan Asia Selatan-Timur (South-East Asia Region/SEARO) menaungi 11 negara anggota yang tersebar di wilayah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara, yakni Bangladesh, Bhutan, Korea Selatan, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.
Singh telah menggelar rapat jarak jauh bersama para menteri negara-negara di kawasan tersebut untuk memetakan apa saja yang menjadi kesulitan masing-masing negara dalam menanggulangi COVID-19.
Berdasarkan kajian, kebanyakan negara menyoroti kebutuhan perlengkapan medis, alat tes, alat pelindung diri bagi tenaga medis, serta keperluan meningkatkan kapasitas sistem kesehatan, khususnya untuk menangkal penularan lokal di masyarakat.
"Kekurangan semacam ini adalah masalah global, dan menjadi salah satu yang paling berdampak terhadap langkah penanganan kita. Jika kita tidak bisa melindungi pekerja medis dan tidak mampu menjalankan cukup banyak tes, kita akan berjuang dengan satu tangan terikat," kata Singh menegaskan.
Karenanya, ia menyatakan bahwa WHO akan terus bekerja dengan Jaringan Rantai Pasokan Pandemi untuk menjamin dukungan terhadap semua negara dengan risiko tinggi terjangkit ataupun yang sudah terdampak hebat COVID-19.