Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Windy Evi

Oleh: Dahlan Iskan

Selasa, 11 Juli 2023 – 07:07 WIB
Windy Evi - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kamera depan untuk melihat wajah peserta ujian. Kamera samping untuk melihat apakah benar siswa itu sendiri yang mengerjakan.

Pengajar di PIBI dia wajibkan bisa mengajar meka kognitif. Misalnya untuk pengajaran kulit wajah. Siswa tiap hari harus memotret dua wajah. Yang bisa di-zoom. Agar dari foto itu bisa dilihat kulit wajah secara detail.

Lalu siswa harus menyertakan data si pemilik kulit. Ia/dia makan obat apa saja. Pakai krim apa saja.

Siswa lantas diminta menyampaikan analisis: mengapa kulit wajah yang ia/dia foto seperti itu.

Dari itu siswa akan tahu apa saja yang dilarang untuk dipakai merawat kulit wajah.

Windy mendapat ilmu kecantikan terbanyak dari mamanyi sendiri: wanita Tionghoa kelahiran Sichuan. Ketika kawin dan tinggal di Solo mamanya berganti nama dengan Ratna Dewi. Mama Windy belajar kecantikan sampai Hong Kong dan Jepang.

Semua pengajar kecantikan di BIPI harus berorientasi ke meka kognitif. "Bisa menyebut nama-nama ikan itu kognitif. Siswa tidak boleh hanya bisa menghafal. Harus bisa menjawab mengapanya," kata Windy.

"Siswa kami harus bisa menguasai lima dimensi kompetensi," katanya. "Tahu nama barang, bisa mengambil dan meletakkan barang itu secara benar, itu baru dimensi satu," katanyi.

SAYA pernah bertemu si Cantik ini di Tianjin. Agak kaget. Tidak menyangka. Kok orang Surabaya kelahiran Solo ini membuka spa di Tianjin. Di lobi Hotel Sheraton.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close