Wiranto Dituding Membuat Konflik di Internal Hanura
“Kalau mencermati pernyataanya, kami wajib curiga. Jangan-jangan Wiranto adalah bagian dari orang yang terlibat langsung dalam upaya menurunkan perolehan suara Hanura. Pernyataan itu tak etis, bahkan jahat. Kerena dilontarkan oleh seorang pemimpin yang mengaku sebagai pendiri partai,” ujar Benny, saat dihubungi, Kamis (25/4).
BACA JUGA: OSO: Pilih Jokowi - Ma’ruf, Pemimpin Bermartabat
Benny mengungkapkan, dirinya mencurigai keterlibatan Wiranto dalam penggerusan suara Hanura terjadi sejak konflik kepemimpinan antara OSO dan kubu Syarifudin Sudding. Kecurigaan tersebut makin kuat setelah Wiranto mengkritik perolehan suara Hanura di Pemilu 2019.
“Pernyataan Wiranto membuat para kader Hanura patah semangat. Padahal, proses penghitungan suara oleh KPU masih terus berjalan, dan para kader masih mengawal proses tersebut. Jadi, apa motif pernyataan seorang pemimpin yang mengaku sebagai pendiri partai itu,” sesal Benny.
BACA JUGA: Oesman Sapta: Jangan Golput, Satu Suara Menentukan Masa Depan Bangsa
Sebelumnya, Wiranto menyebut, ada yang salah dari partainya sehingga tidak lolos ke DPR dalam Pemilu 2019 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.
"Kalau dulu lolos sekarang tidak lolos, berarti perjuangannya ada yang salah. Ada yang kurang, tinggal diintrospeksi lagi," katanya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4).
Wiranto menceritakan, Hanura ia dirikan pada 2006. Partai ini langsung lolos ke DPR pada Pemilu 2009. Lalu, pada Pemilu 2014, Hanura kembali lolos ke Senayan dengan suara yang meningkat. “Kalau kemudian 2019 enggak lolos, ya ada masalah, karena parpol itu momen perjuangan, perjuangan secara kolektif kan,” kata dia. (rmol/jpnn)