Wirdjo, sang Pembunuh Belasan Orang, Sungguh Mengerikan!
Namun sang istri jawaban atas permintaan itu membuat suaminya muntab. “Istrinya bilang nggak bakalan ditabrak. Masih ada ruang sela,” kenang Darmi.
Wirdjo pun marah sejadi-jadinya. Tongkat pecut yang digunakan untuk memukul sapi, justru diarahkan kepada istrinya. Pukulan bertubi-tubi itu rupanya membuat perempuan itu langsung kabur ke rumah orang tuanya di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.
Melihat istrinya pergi, Wirdjo segera mencari istrinya ke rumahnya. Karena tidak ketemu di rumah, dia kemudian berjalan menuju rumah mertuanya. Di sana, dia mengamuk dan mencari istrinya.
“Wirdjo ngamuk di sana karena cari istrinya. Hansip sampai tidak berani menenangkan,” ujar Sutedjo.
Dia pun kemudian pulang ke rumah. Bermodal jombret inilah, Wirdjo memulai kisah horor dengan aksi sadisnya kala itu. Dia tidak pilih-pilih korban. Bahkan, beberapa korban masih berstatus familinya sendiri. Dia menjalankan aksinya dengan dingin. “
Ada korbannya perempuan tua yang sering ngantar makanan Wirdjo saat di sawah. Dipanggil ke rumahnya langsung dibacok,” ujarnya.
Dengan berjalan kaki, Wirdjo mampu melukai 37 orang di desa yang dilaluinya. Dari puluhan korban itu, 17 orang di antaranya harus merenggang nyawa.
Usai berkelana sehari mencari korban, Wirdjo sore harinya terlihat di dekat sebuah sungai masuk daerah Dusun Delik dan Gerangan di Desa Kemiren, Glagah. Lokasinya kurang lebih berada tidak jauh dari sungai dekat bagian timur Wisata Osing saat ini.