Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Wisata Kuliner di Kota Lama Harus Jelas soal Halal-Haram

Selasa, 02 Mei 2017 – 11:55 WIB
Wisata Kuliner di Kota Lama Harus Jelas soal Halal-Haram - JPNN.COM
Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. Foto: dokumen JPNN.Com

“Hanya untuk memantapkan pengunjung ketika memilih tempat makan saja. Pengalaman saat di Pasar Semawis, saya bingung mau makan apa, karena tidak ada warung yang memasang label halal. Padahal saya pengin jajan di sana,” terangnya.

Dia menjelaskan, warung berstempel halal bukan hanya dicari kalangan muslim saja. Dewasa ini, banyak warga nonmuslim di negara lain yang juga menghindari makanan haram.

“Seperti di Jepang, makanan halal sudah menjadi lifestyle. Jadi, ketika wisatawan asing mulai melirik Kota Lama, mereka tidak kesulitan soal mengisi perut,” katanya.

Tendi juga berpesan agar Kadin bisa menjaga kerbersihan sentra kuliner tersebut. Sebab, pusat kuliner sangat rawan kumuh. Terutama soal air.

“Jangan ada lagi ember buat mencuci piring. Semua harus sudah higienis, dengan instalasi air bersih yang baik,” ucapnya.

Setali tiga uang, Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang Sriyono, juga punya semangat meramaikan Kota Lama. Dia mengusulkan agar ada pengembangan sejumlah klaster di setiap gang.

Ada klaster kuliner, kerajinan, baju-baju distro, dan lain sebagainya. “Seperti di Cihampelas Bandung. Target pasarnya lebih baik disasarkan kalangan anak muda,” ujarnya.

Agar klaster-klaster itu makin ramai, sebaiknya digelar event yang mampu menjadi daya tarik pengunjung. Misalnya, pentas musik kroncong untuk memperkuat kesan heritage Kota Lama. Dengan begitu, para pengunjung yang sedang berbelanja, juga bisa mendapat hiburan.

Sejumlah stakeholder mencoba ikut membantu pemerintah dalam menghidupkan Kota Lama Semarang. Tidak terkecuali Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Semarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close