Wonderful Indonesia Ramaikan Persimpangan Shibuya
“Area ini hampir selalu dijadikan tempat pengambilan gambar oleh stasiun televisi dalam rangka menggambarkan keriuhan kota Tokyo. Ini menjadikan Persimpangan Shibuya menjadi tempat ikonik dan terkenal. Karakteristik tadi membuat pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenpar, mengambil langkah pasti untuk mempergunakannya sebagai tempat strategis, dalam mempromosikan keindahan Indonesia agar warga Jepang tertarik untuk berkunjung ke Indonesia,” katanya.
Promosi di Jepang disajikan dengan menggunakan Vertical Long Board dengan ukuran 4 m x 25 m. Tampilannya diset elegan. Dan semua dihiasi dengan gambar tujuan wisata Indonesia yang indah. Dari mulai Banyuwangi, Candi Borobudur dan pemandangan bawah laut Nusa Penida, Bali, semua ditampilkan di Shibuya. Ada yang di-wrapping dengan nuansa culture Borobudur, Prambanan-Joglosemar, Surfing di Banyuwangi. Ada juga yang di-wrapping panorama nature kelas dunia di Nusa Penida, Bali.
Lebih lanjut Elizabeth mengatakan, strategi kampanye di Media Ruang Internasional Pasar Jepang ini sudah dilakukan sejak pertengahan Mei lalu. Dimulai dari promosi yang dilakukan di Stasiun Shinagawa kemudian dilanjutkan dengan di Bandara Haneda pada awal Juni ini. Promosi yang dilakukan di tempat-tempat ramai dan strategis di Jepang ini akan berakhir pada pertengahan bulan Juli 2017.
“Kemenpar akan terus melakukan promosi Wonderfull Indonesia tidak hanya di Jepang, melainkan juga di negara–negara dengan potensi wisatawan yang besar demi peningkatan pendapatan negara dari sektor pariwisata,” ucap Deputi I Gde Pitana.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan jika masyarakat Indonesia dan Jepang punya kedekatan emosional dan sejarah yang amat panjang. Hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang dimulai dengan diplomasi budaya. Jepang mengenalkan diplomasi hati ke hati kepada Indonesia melalui bidang ekonomi, politik dan budaya.
“Kami berharap dengan latar belakang dan kedekatan diplomatik, promosi wonderful Indonesia bisa menggelitik rasa ingin tahu masyarakat Jepang untuk datang ke Indonesia,” ujarnya.
Mantan Dirut PT Telkom ini menjelaskan rata-rata wisman Jepang tinggal di Indonesia selama 6 hari, dengan rata-rata pengeluaran USD 1.138. Sementara penggunaan akomodasi hotel berbintang sebanyak 74 persen. Selama ini, wisatawan asal Jepang mengaku mendapat informasi pariwisata Indonesia dari word of mouth yang mencapai 47 persen.
“Karena itu, kami optimistis, bisa mendapatkan jumlah wisman yang lebih banyak lagi,” jelas Menpar Arief Yahya. (adv/jpnn)