World Hijab Day: Ketika Non-Muslim Diajak Berjilbab Sehari
jpnn.com, DOHA - World Hijab Day lahir dari gagasan Nazma Khan. Perempuan 35 tahun itu ingin memberikan pengalaman, bukan sekadar pemahaman, tentang jilbab.
Sejak 2013, dia mengajak seluruh perempuan di segala penjuru dunia untuk memakai jilbab. Setidaknya selama satu hari sebagai bentuk solidaritas.
”Saya sudah kenyang dirundung karena memakai jilbab,” kata Khan, membuka wawancaranya dengan Al Jazeera pada Rabu (31/1).
Hijrah ke Amerika Serikat (AS) dari Bangladesh, Khan yang saat itu berusia sebelas tahun langsung sadar bahwa dirinya berbeda. Di sekolah, hanya dia yang memakai jilbab.
Di lingkungan tempat tinggalnya, kawasan Bronx di New York City, hanya anggota keluarganya yang berjilbab.
Hampir setiap hari Khan menjadi bulan-bulanan teman di sekolah dan di sekitar rumahnya. ”Setiap hari ada saja yang melecehkan saya. Diludahi, dikejar-kejar, diolok-olok, disebut teroris, disebut Osama bin Laden, macam-macam,” ujarnya, lantas tersenyum.
Perundungan yang menghampiri Khan sejak duduk di sekolah dasar itu berlanjut sampai dirinya dewasa. Semua tekanan tersebut justru membuat dia kebal. Bukan menyerah dan putus asa, Khan malah tergerak untuk menularkan kesabaran dan kekuatannya kepada para muslimah yang lain.
Bukan hanya di Negeri Paman Sam, melainkan di seluruh dunia. Caranya, melayani curhat di jagat maya. Khan memilih media sosial sebagai sarana untuk mengobarkan semangat para muslimah di belahan dunia lain yang juga menjadi korban perisakan gara-gara memakai jilbab.